PREMAN biasanya berkeliaran di tempat-tempat ramai seperti terminal, perempatan jalan, mall atau di pasar. Mereka adalah orang-orang yang seringkali membuat keributan dan tidak aman di tempat di mana dia berada. Ulah mereka sangat meresahkan. Mereka minta uang (malak) para pedagang kecil, tukang becak, atau orang-orang yang lalu lalang. Mengancam jika tidak diberi uang dengan berbagai ancaman sampai pada mengancam akan membunuh. Tampang mereka biasanya sangar, dengan hiasan tatto yang semakin menambah ngeri orang yang melihatnya.
Ternyata di sekolah, di tempat yang semestinya menjadi tempat yang mulia untuk menimba ilmu, menempa akhlaq dan kepribadian, ada juga PREMAN. Mereka biasanya siswa yang sudah duduk di kelas atas, kalau di SMP ya kelas IX, kalo di SMA ya kelas XII begitu. PREMAN-PREMAN ini biasanya berkeliaran di depan dan di dalam ruang kelas adik kelasnya dengan ulahnya yang sama dengan PREMAN di terminal atau di tempat umum lain yang rawan, di mana biasanya preman mangkal. Mereka minta paksa uang pada adik kelasnya, dengan mengancam. Tak jarang teman satu kelasnya juga menjadi korban kebrutalan sikap dan perbuatannya. Beberapa diantaranya mengambil barang dengan paksa milik adik kelasnya yang disimpan di tas untuk dijadikan sebagai jaminan atau tebusan. Jika si adik kelas ingin barangnya kembali atau dikembalikan, maka harus membayar sejumlah uang pada si PREMAN ini. Sungguh menyedihkan dan menyebalkan ulah PREMAN-PREMAN di sekolah ini. Mereka sering membuat resah dan takut siswa-siswa di sekolah. Sekolah tak lagi menjadi tempat yang aman dan nyaman. Yang jelas ketika salah satu orang tua si PREMAN ini diberitahu bahwa anaknya sering minta-minta uang dengan paksa di sekolah, dan ditanya apakah orang tua tidak pernah memberi uang saku kepada anaknya sehingga anaknya menjadi PREMAN, si orang tua menangis tersedu-sedu, malu dan menyesali perbuatan anaknya yang sangat memalukan tersebut. Orang tua sebenarnya tiap hari telah memberikan uang saku kepada anaknya. Dia juga heran mengapa sampai anaknya berbuat seperti itu. Dan mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada pihak sekolah. Dan mohon sekolah mendata siswa-siswa yang pernah dimintai uang, karena orang tua walaupun kondisinya miskin, namun karena didorong perasaan malu dan rasa tanggung jawab, ingin mengembalikan uang yang telah diminta paksa oleh anaknya yang suka memalak itu, walau harus pinjam uang/berhutang sekalipun. Dan kepada pihak sekolah orang tua titip pesan untuk menyampaikan rasa maaf orang tua atas perbuatan anaknya tersebut, perbuatan yang hanya pantas dilakukan oleh PREMAN atau PENJAHAT ! Bagi para siswa dimohon lebih berhati-hati dengan barang berharga yang dibawanya terutama uang. Harap segera melaporkan apabila telah menjadi korban si PREMAN. Dan bagi para PREMAN, segeralah sadar san bertobat ! Tinggalkan kesan baik sebelum kalian lulus dari sekolah ! Agar adik-adik kelas tidak mengenang hal-hal buruk tentangmu sepeninggalmu !
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Bimbingan Konseling
- BK SMPN 3 Bagor
- Nganjuk, Jawa Timur, Indonesia
- VISI : Terwujudnya perkembangan diri dan kemandirian secara optimal dengan hakekat kemanusiaannya sebagai hamba Allah SWT, sebagai makhluk individu, dan makhluk sosial dalam berhubungan dengan manusia dan alam semesta. Misi : Menunjang perkembangan diri dan kemandirian siswa untuk dapat menjalani kehidupannya sehari-hari sebagai siswa secara efektif, kreatif, dan dinamis serta memiliki kecakapan hidup untuk masa depan karis dalam : 1.Pemahaman perkembangan diri dan lingkungan 2.Beriman dan bertaqwa terhadap Allah SWT 3.Pengarahan diri ke arah dimensi spiritual 4.Pengambilan keputusan berdasarkan IQ, EQ, dan SQ 5.Pengaktualisasian diri secara optimal
Anang Dwijo Suryanto. Diberdayakan oleh Blogger.
2 komentar:
banyak faktor sich om... misal; pergaulan, kurangnya pendidikan agama (moral) cuma 2 jam pelajaran ya kan? biasa ABG, "AKU"-nya masih Gede sok Genk biar dikira hebat, hehe..
Bener sekali Mas Topek. Sekolah maunya tegas, tapi di sisi lain kadang unsur manusiawinya, nggak tega. Si anak juga gitu. Kalo memang sudah nggak mau sekolah ya udah keluar aja. Tapi ternyata mereka maunya masih pingin sekolah, agar dapt uang saku, gitu. Yg jelas intinya pada, ketidak tegasan. "Coba kalo bisa tegas"
Posting Komentar