HP Porno

Terulang lagi kasus siswa membawa HP dengan Blue Video Clip (Film Porno) di dalamnya. Mengiringi maraknya berita-berita peredaran film-film porno yang beredar di masyarakat, terutama yang dilakukan oleh pelajar, serta filmnya dibintangi oleh pelajar, yang seolah terinspirasi oleh tokoh idola mereka, macam luna maya, ariel, cut tari,  dsb.
Pro dan kontra tentang larangan siswa membawa HP ke sekolah. Yang pro, dalihnya "tak baguslah melarang pemanfaatan teknologi". Yang Kontra, "Banyak madharat (bahaya) nya ketimbang manfaatnya, terlebih HP di tangan anak seusia pelajar SD atau SMP, tak banyak fungsi/guna utama teknologi itu yang dimanfaatkan, yakni fungsi sebagai alat komunikasi. Di beberapa daerah yang peduli dengan dampak negatif HP ini, yang khawatir atas runtuhnya bangunan moral generasi emas penerus negeri ini dari dampak teknologi HP, yang sudah banyak terbukti, memberlakukan larangan tegas "siswa dilarang keras membawa HP ke sekolah".
Bagi mereka yang abai akan bahaya HP, yang "emang gue pikirin", serta yang mendewakan teknologi, menganggap membawa HP ke sekolah bukan sesuatu yang berbahaya dan membahayakan. Sehingga tak ada larangan sama sekali. Atau yang melarang tapi karena terpaksa, setengah hati, tetap mencantumkan larangan membawa HP ke dalam tata tertib sekolahnya. Hanya saja tak ada follow up serius untuk merazia secara berkala, periodik atau insidental serta ketegasan sanksi ketika ada yang melanggar. Hingga kasus siswa membawa HP yang di dalam memory card nya tersimpan puluhan bahkan ratusan film porno, jorok dan sangat tak pantas mereka konsumsi pun kembali terulang dan terulang. Yang menyedihkan dan lebih memprihatinkan ternyata pelaku nya tak hanya anak laki-laki saja, tapi juga wanita, sebagai wujud emansipasi mereka mungkin.  
 ?????????????
 

Dini, 31 Januari 2013

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Siapa Suruh Jujur Part Two

Di artikel seri kedua ini, menindaklanjuti layanan Informasi klasikal dengan tema “Menumbuhkan Kejujuran” yang telah diberikan pada kelas VII, terkait dengan usainya Ujian Akhir Semester, kami mengadakan survey terhadap kelas VII sehubungan dengan bagaimana pelaksanaan Ujian Akhir Semester tersebut dan juga UASBN ketika mereka SD dulu. Dari 120 siswa yang menjadi responden, kesemuanya tidak ada yang menjawab "YA" atas pertanyaan, "Apakah kamu jujur dalam mengerjakan soal Ujian Semester kemaren ?" Ini artinya seluruh siswa melakukan kecurangan dalam mengerjakan soal, mulai dari yang paling ringan bertanya kepada temannya, sampai mencontek dengan membuka buku atau catatan. Adapun survey tentang pelaksanaan UASBN SD, dilakukan terhadap responden dari seluruh siswa kelas VII yang berjumlah 120 anak terdiri dari kelas VII A,B,C dan D, dengan memberikan pertanyaan terkait dengan pelaksanaan UASBN. Kepada responden ditekankan untuk bersikap jujur dalam menjawab pertanyaan, karena ini sebagai implementasi nyata karakter jujur yang baru saja disampaikan dalam materi informasi. Pertanyaan dimaksud meliputi :
1. Apakah saat Ujian SD, kamu mengerjakan soal secara jujur ?
2. Apakah saat Ujian SD kamu dibantu oleh gurumu dalam mengerjakan soal ?
3. Jika jawaban no 2 kamu adalah YA, bagaimana cara Guru mu melakukannya ?

Dan hasil survey tersebut menunjukkan hasil sebagai berikut :
  1. Pertanyaan Pertama : 96,77% siswa menjawab "TIDAK" 
  2. Pertanyaan Kedua   : 52,42% siswa menjawab "YA" 
  3. Pertanyaan Ketiga  :
  •  62,30% siswa menjawab siswa menjawab "Diberi jawaban di kertas kecil" 
  • 2,42% siswa menjawab "Mendapat jawaban lewat SMS" 
  • 3,23% siswa menjawab "Diberi jawaban oleh Pengawas"  
  • Sebanyak 19,16% siswa tidak menjawab
Jika dibandingkan dengan survey tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan kemajuan yang sangat baik, di mana pertanyaan tentang pemberian bantuan oleh guru yang sebelumnya dijawab "YA" oleh siswa sebanyak 97,30% turun menjadi 52,42%. Artinya turun 44,88%. 
Semoga ke depan prosentase ini semakin menurun hingga ke titik 0%. Amiin.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Karya Wisata 2013



Sabtu 26 Januari 2013, SMP Negeri 3 Bagor melaksanakan kegiatan Karya Wisata untuk kelas VII dan VIII, dengan tujuan Pantai Parangtritis, Keraton Yogjakarta, Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Rombongan berangkat pukul 22.00 sebanyak 4 bis. Sebelum keberangkatan dilaksanakan doa bersama dipimpin oleh Bapak Anang Dwijo Suryanto. Pak Ody Sarodi selaku Ketua Pelaksana sejak 3 hari sebelumnya sudah menyampaikan banyak hal terkait persiapan yang harus dibawa & dilaksanakan siswa. Namun ternyata banyak siswa yang abai akan hal ini. Seperti membawa peralatan sholat, membawa jaket karena bis ber-AC, dan juga agar siswa berhemat dalam pemakaian HP dan dalam membelanjakan uang saku. Banyak bahkan hampir semua anak perempuan tidak membawa mukena, sehingga dijadikan alasan konyol mereka tidak sholat.
Demikian juga dengan siswa laki-2. Hanya beberapa anak saja yang terlihat sholat pada saat waktu sholat tiba. Ketika berada dalam bis, banyak dari siswa yang merasa kedinginan karena ternyata tidak membawa jaket yang disarankan. Dan efek dari hal ini beberapa siswa mabuk kendaraan. Mungkin karena faktor dingin ini juga, yang menyebabkan ada beberapa siswa kelas VII A di Bis 2 yang merokok dan akhirnya tertangkap basah. Pada saat tiba di Parangtritis menjelang subuh, langit mendung. Terlihat jelas tanda-2 akan hujan. Banyaknya pedagang yang menjajakan dagangannya, membuat siswa-2 sudah cukup banyak membeli aneka barang dan suvenir di sini, seperti charger HP manual tanpa listrik, baju dsb. Bahkan ada siswa yg tergiur dengan sebuah pedang/golok seharga Rp. 100.000 yang berhasil ditawar Rp. 50.000. Pukul 05.20, rombongan menuju ke Pantai Parangtritis. Sekitar 30-40 menit di pantai, hujan turun dengan deras, mengguyur para pengunjung termasuk siswa2 SMPN 3 Bagor. Perjalanan dilanjutkan ke RM. NUMANI untuk sarapan dan ke Keraton. Sepanjang perjalanan hujan masih setia mengguyur. Di Keraton, cuaca sangat cerah meski masih ditingkah sedikit gerimis.
Rombongan menjelajah seluruh sudut Keraton dan mengagumi situs dan benda-2 peninggalan jaman dinasti Hamengku Buwono. Usai di Keraton perjalanan dilanjutkan ke Candi Borobudur, namun sebelumnya transit untuk makan siang di RM Sandy. Di kesempatan ini Pak Pardi dengan suara emasnya melantunkan sebuah lagu untuk para pengunjung. Tujuan terakhir wisata adalah Candi Prambanan yang diwarnai pembelian oleh-2 dan suvenir yang menurut pemandu wisata harganya paling murah di antara tempat-lainnya. Transit makan malam di RM Taman sari Solo. Jam 00.30 (setengah 1 dini hari) Alhamdulillah, rombongan tiba kembali di SMPN 3 Bagor, membawa sejumlah oleh-2, suvenir, kenangan dan juga tugas karya tulis yang harus segera dikerjakan. Beberapa anak sudah menyatakan dirinya ijin tidak masuk sekolah Senin 28 Januari 2013 karena merasa capek dan sakit.
Dan pagi harinya, ternyata hanya ada 4 siswa kelas VIII yang masuk, yakni Jumadi, Atik, Yulianto (VIIIA), Nuryani (VIIIB), dan 3 siswa kelas VII yang masuk yakni Atikah (VIIB), Ngatini (VIIC), dan Alfina (VIID). Dan pukul 09.15 pun siswa kelas VII, VIII, IX dipulangkan karena sedari awal tidak ada kegiatan pembelajaran.




28 Januari 2013

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Jangan Menggunakan kata "Sholat" ah ..

Musyawarah Guru Bimbingan Konseling pertemuan ke tiga terakhir, materinya menyusun Buku Pegangan untuk siswa, yang diistilahi dengan Melapendis. Seluruh peserta dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai tingkat kelas dan semester. Kelas VII semester ganjil, Kelas VII semester genap, Kelas VIII semester ganjil, dst. Setelah kelompok dibagi, meski awalnya ada silang sengketa tak perlu dan bermakna terkait teknik pembentukan kelompok, maka bekerjalah para peserta secara berkelompok. Karena waktu tidak mencukupi, pertemuan dengan materi yang sama dilanjutkan minggu depan, hari Sabtu 19 Januari 2013.
Pertemuan kedua terakhir MGBK tanggal 19 Januari 2013 diawali dengan penyampaian materi oleh-oleh Guru BK yang terpilih mewakili Nganjuk untuk mengikuti pelatihan di Surabaya, dengan materi KRR dan Narkoba. Kegiatan dilanjutkan penyusunan materi Melapendis, dengan presentasi oleh kelompok. Tiba giliran kelompok yang menyampaikan materi dengan judul yang cukup gaul, mengadopsi istilah yang lagi ngetrend, yakni STMJ, Nggak Banget ! Salah satu peserta yang tidak mengenal istilah STMJ menanyakan kepada kelompok yang presentasi. Ternyata STMJ adalah singkatan dari "Sholat Terus, Maksiat Jalan". Begitu mendengar kata "sholat" yang menurutnya kurang pas, sang Instruktur menginterupsi dan menyatakan keberatannya. Ucapnya, "kita ini kan sekolah umum, jadi mbok jangan menggunakan kata sholat, karena sholat itu kan hanya untuk orang Islam. Sebaiknya diganti ibadah saja lah, biar lebih umum dan menasional begitu". Sang Instruktur tidak menyadari bahwa memang materi ini mengarah pada bagaimana dan sejauh mana nantinya pelaksanaan sholat lima waktu sebagai ibadah utama ini telah dijalankan oleh siswa. Kelompok presentasi karena terdorong tidak ingin ramai, akhirnya menyatakan ya sudahlah, nanti diganti materinya dengan tidak mencantumkan kata sholat. Sebenarnya kita tidak perlu risau dan galau mengangkat masalah ini sebagai materi. Toh sebagaimana pada presentasi kelompok sebelumnya, bahwasannya materi di Melapendis ini nantinya merupakan sebuah alternatif, bukan materi baku, berkesinambungan yang harus disampaikan pada siswa. Tidak seperti materi bagi Mata Pelajaran yang lain. Karenanya bisa saja sekolah memilih atau mengambil sebagian saja dari materi yang ada di Melapendis yang sekiranya cocok untuk diberikan pada siswanya. Jika misalnya di satu kelas ada siswa non Islamnya, ketika menyampaikan materi STMJ ini, mudah saja misalnya Konselor mengganti kata sholat tadi dengan ibadah ke gereja. Atau misalnya untuk sekolah non Islam yang sudi menggunakan Melapendis ini, ya tinggal lewati saja materi ini dan tidak perlu disampaikan ke siswanya. Jadi penyusun Melapendis tidak perlu sungkan, nggak enak hati pada mereka yang non Islam (yang belum tentu juga menggunakan Melapendis sebagai Buku Pegangan Layanan Informasi di kelas mereka) ketika harus memasukkan materi yang bersifat keagamaan yang mengarah pada pembiasaan sholat ini. Kalau hal seperti ini dipelihara, sikap atau sifat seperti ini dipelihara, bukan mustahil suatu ketika nanti kita akan sungkan untuk mengucap kata ALLOH, atau ASSALAMU'ALAIKUM, karena komunitas di mana kita mengucapkan kata-kata tersebut mungkin tidak semuanya beragama Islam. 
Nah kalau sudah begini, bagaimana dengan Izzah kita sebagai muslim, kalau untuk mengucapkan kata-kata yang berbau Islam saja kita malu, risih, rikuh atau sungkan, dengan dalih apapun ? Dan suatu keniscayaan, mundur dan hancurnya Islam karena musuh-musuh Islam berhasil menjauhkan umatnya dari keakraban terhadap Qur'an, Sunah serta kenikmatan menggunakan istilah-istilah dan kosa kata Islami.
Wallahu'alam.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Warna Lain Upacara Bendera Hari Senin

Mulai semester Genap 2012/2013, Sekolah mengambil kebijakan mendatangkan pejabat untuk bertindak sebagai Pembina Upacara hari Senin. Selain untuk memberikan warna lain dalam pelaksanaan upacara, juga untuk menyampaikan informasi-informasi penting terkini dari instansi seperti Polsek, Koramil,  Puskesmas, BNK (Badan Narkoba Kabupaten) dsb. Pada Senin 21 Januari 2013, mengawali program ini, bertindak sebagai Pembina Upacara adalah Danramil Bagor, Kapten Kusman. Perwira yang berdomisili di Pace, dengan 2 putra (SMP dan SMA), serta beristri kawan dari Ibu Sukarni ini, menyampaikan berbagai hal penting secara tegas khas militer namun menarik. Bebarapa diantaranya adalah tentang : 
  1. Makna upacara bendera, selain untuk membentuk kedisiplinan juga sebagai wujud penghargaan atas jasa para pahlawan. Pengibaran bendera yang sekarang ini begitu mudah kita lakukan, ternyata tidak demikian halnya dengan ketika jaman penjajahan dulu. Karena untuk mengibarkan bendera, nyawa menjadi taruhannya. Untuk itu beliau mengajak para siswa generasi penerus untuk semangat dalam mengisi kemerdekaan ini dengan belajar dan berkarya semaksimal mungkin. 
  2. Berita memprihatinkan akhir-akhir ini terkait masalah perkosaan. Untuk itu dihimbau kepada para siswi untuk lebih ekstra hati-2. 
  3. Bahwa kepandaian otak ternyata tidak lebih penting dari pada KEDISIPLINAN
  4. Narkoba yang sudah mulai merambah tak hanya di kota, tapi juga di desa-desa. 
  5. Pergaulan bebas yang sudah mulai marak dilakukan oleh anak-anak di bawah umur 
  6. Bahaya HP bagi remaja, karena fasilitas-2 yang tersedia sangat memungkinkan penggunanya mendapatkan gambar atau film porno yang merusak mental remaja, dengan sangat mudah. 
Tak lupa sebelum memberikan  informasi-2, Kapten Kusman menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Bapak Kepala Sekolah, sambil menoleh ke arah barisan Guru, atas kesempatan yang telah diberikan kepada beliau. Sayangnya, ketika pas beliau menoleh itu, Bapak Kepala Sekolah sedang berbicara dengan Guru di sebelahnya. Di sela menyampaikan informasi, beliau juga menceritakan kisah perjalanan karirnya dari seorang anak petani desa yang sampai akhirnya bisa sukses menjadi seorang Perwira TNI.

Bertolak belakang dengan maksud sekolah menghadirkan Pembina Upacara dari Koramil yg salah satunya agar bisa meningkatkan disiplin siswa, ternyata pada saat yang sama ada sekitar 9 anak membolos berjama'ah ke stadion.
22 Januari 2013

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bimbingan Konseling

Foto saya
Nganjuk, Jawa Timur, Indonesia
VISI : Terwujudnya perkembangan diri dan kemandirian secara optimal dengan hakekat kemanusiaannya sebagai hamba Allah SWT, sebagai makhluk individu, dan makhluk sosial dalam berhubungan dengan manusia dan alam semesta. Misi : Menunjang perkembangan diri dan kemandirian siswa untuk dapat menjalani kehidupannya sehari-hari sebagai siswa secara efektif, kreatif, dan dinamis serta memiliki kecakapan hidup untuk masa depan karis dalam : 1.Pemahaman perkembangan diri dan lingkungan 2.Beriman dan bertaqwa terhadap Allah SWT 3.Pengarahan diri ke arah dimensi spiritual 4.Pengambilan keputusan berdasarkan IQ, EQ, dan SQ 5.Pengaktualisasian diri secara optimal
Anang Dwijo Suryanto. Diberdayakan oleh Blogger.