Malu adalah, rasa tidak enak hati, perasaan tidak tenang, takut,
was-was yang timbul ketika seseorang akan melakukan perbuatan yang melanggar
aturan, norma, etika, atau larangan Allah.
Dalam
Islam ada hadits tentang malu yang berbunyi "Al-haya'u minal iman",
malu adalah sebagian dari iman. Jadi jika seseorang tidak memiliki rasa malu
maka berarti telah hilang sebagian imannya. Dalam hadits lain Rasulullah SAW
bersabda yang artinya :"Jika kamu tidak punya rasa malu, maka berbuatlah
semaumu". Tidak ada seorang pun yang berakal dan masih waras akalnya akan
bertindak semaunya. Hanya orang gila dan orang yang hilang ingatan saja yang
akan berbuat semaunya. Setiap kita akan melakukan tindakan, tentulah pasti kita
perhitungkan apa keuntungan dan akibatnya, dan kita sesuaikan dengan norma yang
ada, serta perasaan orang-orang di sekitar kita.
Malu bisa kita ibaratkan REM dalam sebuah sepeda atau kendaraan. Rem
berfungsi untuk mengurangi kecepatan laju sepeda atau kendaraan. Jika sepeda
atau kendaraan tidak memiliki rem, maka akan sangat berbahaya bila kendaraan
tersebut dalam kecepatan tinggi kemudian ada bahaya di depannya yang harus
dihindari. Akibatnya kendaraan terus melaju kencang dan menabrak apa pun yang
ada di depannya, atau meluncur jatuh ke jurang. Dan celakalah pengemudi dan
penumpangnya. Terluka, atau mati ! Demikian juga dengan perilaku, bila tidak
ada rem nya maka akan tidak terkendali, menabrak apa saja norma, etika atau
hukum yang ada, akibatnya si pelaku akan mendapatkan sanksi baik moral, hukum
dan tentu saja dosa. Dan rem bagi perilaku/perbuatan kita adalah rasa malu.
Sebagaimana
layaknya rem, maka dia akan berfungsi dan ada fungsinya jika digunakan sebelum
terjadinya kecelakaan, saat kendaraan meluncur kencang dan perlu dikurangi
kecepatannya, sehingga kecelakaan yang mematikan bisa dihindarkan. Sebuah rem
tidak akan ada fungsinya dan sia-sia ketika digunakan setelah terjadi
kecelakaan. Setelah terjadi kecelakaan yang mematikan, sopir baru menekan pedal
rem, ini sesuatu yang sia-sia, tidak ada arti dan fungsinya. Demikian juga
dengan malu sebagai rem perilaku kita. Dia akan berfungsi dengan baik
mengendalikan perilaku kita, ketika kita gunakan sebelum melakukan suatu
perbuatan yang melanggar, yang akan mencelakakan kita. Kita menjadi tidak jadi
melakukan perbuatan yang melanggar, bila kita gunakan rem rasa malu ini
sebelumnya. Namun ketika setelah suatu perbuatan tidak baik, amoral, melanggar
aturan kita lakukan, baru kita memiliki rasa malu, maka malu yang seperti ini
menjadi tidak begitu ada fungsinya. Tetapi hal ini masih jauh lebih baik,
karena seperti kita ketahui, banyak pejabat korup, para penjahat yang tidak
memiliki rasa malu ini ketika perbuatannya diketahui dan diproses hukum. Roman
wajah mereka kelihatan biasa-biasa saja, bahkan tak jarang tampil di layar TV
dan media massa dengan senyum lebar mengembang. Inilah yang disebut "tak
punya rasa malu yang sempurna"
2 komentar:
aq malu sama om anang yang hobi menulis sejak kecil sedangkan aku baru mulai sekarang ini -_-'
Itu termasuk malu yang bagus Mas Topics. Dan yakinlah, .. Mas Topics belum terlambat untuk berkarya dan berkreasi ...
Posting Komentar