Sebuah sms dari teman luar kota datang pagi itu. Permintaan dukungan dan doa, karena akan mengikuti perlombaan. Satu setengah jam kemudian, datang lagi sms darinya. Kali ini isinya keluhan, undangan lomba jam 07.00 hingga sekarang jam 08.45, para juri belum datang. Tentu saja kegiatan belum bisa dilaksanakan.
Terlambat, .. ya, .. kondisi yang tak asing bagi kita. Hampir-hampir tak bisa kita jumpai kondisi suatu kegiatan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang tertulis di undangan atau yang direncanakan. Dan hal ini nyaris membudaya, .. Sejauh pengalaman dalam rapat dinas yang pernah saya ikuti, tak sekalipun terlaksana persis pada saat seperti jam yang tertera di dalam undangan atau edaran yang disampaikan. Dan rentang waktu keterlambatan pun cukup panjang, berkisar antara 25 menit sampai 45 menit, kadang sampai 1 jam. Seperti kasus teman yang sms tadi, ketika pada akhirnya saya tanyakan, molor atau terlambat berapa jam, jawabnya : 2½ jam. Wow ... luar biasa ! Seakan melengkapi kisah keterlambatan teman tadi, pagi ini jam 08.00 saya mengundang sejumlah wali murid untuk membahas permasalahan yang dihadapi anak-anaknya, karena perlu keterlibatan Wali Kelas, maka ybs saya undang sehari sebelumnya. Namun hingga kegiatan pertemuan berlangsung dan hampir usai, wali kelas belum juga hadir. Dan ketika dihubungi via telepon, yang bersangkutan ... baru mau akan berangkat ke sekolah.
Kegiatan-kegiatan formal seperti workshop atau pelatihan saja tak luput dari virus "terlambat" ini, apalagi untuk kegiatan yang non-formal. Terlebih ketika suatu kegiatan dihadiri atau dibuka oleh pejabat penting atau pejabat yang merasa dirinya penting. Walah, ... ! Pernah ada kegiatan yang melibatkan langsung anak-anak balita, harus menunggu dan terlambat berjam-jam dari yang direncanakan, gara-gara pejabat yang bersangkutan belum datang. Bisa dibayangkan betapa risau dan gelisahnya anak-anak itu menunggu dengan kondisi berkostum yang aneh dan tidak lazim, seperti saat karnaval atau parade.
Kondisi memprihatinkan ini, menjadi jauh lebih memprihatinkan ketika terjadi di ranah pendidikan. Ketika sebuah kegiatan pembelajaran senantiasa diwarnai dengan keterlambatan kehadiran pengajar atau pendidiknya masuk kelas. Hal ini menjadi lebih parah ketika tingkat kedisiplinan siswanya juga rendah. Yang terjadi adalah ketidak teraturan, kesemrawutan, di mana para siswa berkeliaran ke sana ke mari, mengganggu kelas lain. Tak jarang terjadi hal-hal yang membahayakan siswa akibat ulah yang diperbuatnya di rentang waktu sesaat keterlambatan kedatangan gurunya ini. Bercanda berlebihan, hingga perkelahian.
Apapun alasannya, marilah kita coba berusaha untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang sudah terjadwal, kita rencanakan atau sudah menjadi rutinitas dengan tepat waktu dan tidak terlambat, sebagai salah satu tolok ukur kedisiplinan. Disiplin waktu.Terlebih bagi pendidik yang menjadi barometer keteladanan di sekolah.
Semoga.
1 komentar:
dan sebab itulah di indonesia ada jam karet. masih sisa ga ya? karet di hutan...
Posting Komentar