Siapa Suruh Jujur ?

Menindaklanjuti layanan Informasi klasikal dengan tema “Menumbuhkan Kejujuran” yang telah diberikan pada kelas VIII, serta terkait dengan issue hangat menjelang Ujian Nasional yang bermotto JUJUR BERPRESTASI, kami mengadakan survey terhadap kelas VIII sehubungan dengan pelaksanaan UASBN ketika mereka SD dulu, dua tahun yang lalu.

Survey dilakukan terhadap responden dari seluruh siswa kelas VIII yang berjumlah 73 anak, dengan memberikan pertanyaan terkait dengan pelaksanaan UASBN. Kepada responden ditekankan untuk bersikap jujur dalam menjawab pertanyaan, karena ini sebagai implementasi nyata karakter jujur yang baru saja disampaikan dalam materi informasi. Pertanyaan dimaksud meliputi :
1. Apakah saat Ujian SD, anda mendapatkan jawaban dari Guru anda ?
2. Apakah menjelang Ujian anda disuruh untuk bekerja sama dalam mengerjakan soal ?
3. Jika jawaban no 1 anda adalah YA, bagaimana cara Guru anda melakukannya ?

Dan hasil survey tersebut menunjukkan hasil yang sangat mengejutkan dan memprihatinkan

Pertanyaan Pertama : 97,3% siswa menjawab DIBERI JAWABAN OLEH GURU
Pertanyaan Kedua   : 56% siswa menjawab DIDOKTRIN GURUNYA UNTUK KERJA SAMA Pertanyaan Ketiga  :
21% siswa menjawab JAWABAN DIBACAKAN OLEH GURU/ PENGAWAS
1%   siswa menjawab "JAWABAN DITULIS DI PAPAN TULIS"
78% siswa menjawab "JAWABAN DITULIS DI LEMBARAN KERTAS KECIL"

Adapun modus operandi dari ikhtiar Guru mereka dalam membantu siswanya cukup bervariasi dan kreatif (sebagaimana pengakuan siswa )antara lain adalah :
1. Lembar jawaban dilempar seseorang dari luar lewat jendela
2. Jawaban langsung diberikan di ruang ujian dengan sepengetahuan pengawas
3. Diberikan pada seorang anak sebelum pengawas datang/masuk ruangan
4. Ada Guru masuk membawa makanan untuk pengawas & membagikan jawaban ke siswa.
5. Jawaban diberikan pada pengawas dan oleh pengawas diberitahukan pada siswa
6. Ada Guru minta/mengambil soal, kemudian kembali dengan kertas kecil berisi jawaban
7. Pengawas diberi uang/disogok dan kemudian diberi selembar kertas berisi jawaban
8. Guru minta ijin pengawas lalu mendiktekan jawaban

Mungkin Guru mereka saat itu berpikir, bahwa beliau adalah Sang Pahlawan, yang sangat baik hati dan peduli dengan nasib dan masa depan siswa-siswinya. Dengan membantu siswa dalam Ujian, dengan segala cara, sekali lagi dengan segala cara, berarti telah membantu mencemerlangkan masa depan siswa. Namun sejatinya apa yang dilakukan beliau adalah suatu proses penghancuran nilai-nilai mulia yang selama ini ditanamkan. Penghancuran karakter mulia, yakni kejujuran, kemandirian dan karakter tanggung jawab. Dan ketika akhirnya yang tertanam dalam diri siswanya adalah bahwa dia boleh melakukan segala cara untuk mendapatkan yang diinginkannya, dan itu kemudian betul-betul diaplikasikan dalam kehidupan siswa, maka .. setiap kali siswa melakukan hal tersebut, dosa jariyah senantiasa mengalir pada beliau. Dan sungguh, .. ini adalah investasi akherat yang luar biasa merugikan si penanam saham atau modal.
Harapan kita semua, itu semua, hal-hal seperti dalam hasil survey itu, hanyalah masa lalu, masa silam, dan masa kini, Ujian Nasional kali ini, betul-betul jujur dan bersih. Semoga ! Insya Allah !

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Bimbingan Konseling

Foto saya
Nganjuk, Jawa Timur, Indonesia
VISI : Terwujudnya perkembangan diri dan kemandirian secara optimal dengan hakekat kemanusiaannya sebagai hamba Allah SWT, sebagai makhluk individu, dan makhluk sosial dalam berhubungan dengan manusia dan alam semesta. Misi : Menunjang perkembangan diri dan kemandirian siswa untuk dapat menjalani kehidupannya sehari-hari sebagai siswa secara efektif, kreatif, dan dinamis serta memiliki kecakapan hidup untuk masa depan karis dalam : 1.Pemahaman perkembangan diri dan lingkungan 2.Beriman dan bertaqwa terhadap Allah SWT 3.Pengarahan diri ke arah dimensi spiritual 4.Pengambilan keputusan berdasarkan IQ, EQ, dan SQ 5.Pengaktualisasian diri secara optimal
Anang Dwijo Suryanto. Diberdayakan oleh Blogger.